KARBOHIDRAT
I
(UJI
MOLISCH, BENEDICT, BARFOED, DAN FERMENTASI)
Reaksi Uji Molisch |
Reaksi Uji Benedict |
Reaksi Uji Barfoed |
Pendahuluan
Karbohidrat
adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, setiap
gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar,
namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan
pokok, terutama pada negara sedang
berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar
70-80% dari total kalori, bahkan pada
daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat
dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang
mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan
kaya lemak maupun protein (Halomoan 2004).
Menurut
Anwari Irawan (2007), secara sederhana
karbohidrat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu karbohidrat sederhana
dan karbohidrat kompleks. Berdasarkan responnya terhadap glukosa darah di dalam
tubuh, karbohidrat juga dapat dibedakan berdasarkan nilai tetapan indeks
glicemik-nya (glycemic index). Contoh
dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa dan
galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa dan laktosa. Sedangkan contoh
dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch),
glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa, serat(fiber).
Selain
sebagai sumber energi yang utama bagi tubuh, karbohidrat juga berfungsi untuk melancarkan sistem pencernaan dan buang
air besar, karbohidrat juga akan membuat protein melaksanakan tugas utamanya
sebagai zat pembentuk tubuh, sebagai pengatur metabolisme lemak dalam tubuh,
dan sebagai pemberi rasa manis pada makanan khususnya monosakarida dan
disakarida (Syafiq 2007). Oleh karena itu, uji keberadaan karbohidrat pada
suatu bahan makanan (sampel) sangat perlu dilakukan dengan cara mengamati
struktur melalui sifat reaksinya dengan beberapa reagen uji.
Keberadaan karbohidrat dalam suatu
bahan dapat diuji dengan uji Molisch. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat yang akan membentuk cincin furfural yang berwarna
ungu. Munculnya cincin ungu di permukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel
menunjukkan reaksi positif, sedangkan reaksi negatif ditunjukkan oleh cincin
berwarna warna hijau.
Uji yang digunakan untuk menentukan
adanya gula pereduksi dalam suatu sampel adalah uji Benedict. Pereaksi ini akan
bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alfa
hidroksi keton. Warna biru pada larutan menunjukkan
tidak terdapatnya gula pereduksi pada sampel. Warna hijau kebiruan, hijau, dan
kuning mengindikasikan terdapatnya gula dengan konsentrasi sekitar 250, 500,
1000 mg/dL. Sedangkan terdapatnya endapan merah bata menunjukkan konsentrasi
gula sekitar 2000 mg/dL.
Uji untuk membedakan monosakarida
dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan adalah uji
Barfoed. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Senyawa berwarna biru
akan terjadi dengan adanya fosfomolibdat.
Menurut Winiati (2012), karbohidrat
merupakan komponen utama yang dipecah dalam proses fermentasi. Proses fermentasi diawali dengan pemecahan polisakarida atau karbohidrat
menjadi gula sederhana, misalnya hidrolisis pati menjadi unit-unit glukosa.
Selanjutnya, glukosa akan dipecah menjadi senyawa-senyawa lain tergantung dari
jenis fermentasinya. Karbohidrat yang digunakan pada percobaan akan dicerna dan
dirubah bentuknya oleh ragi menjadi etilalkohol (C2H5OH)
serta gas karbondioksida (CO2).
Tujuan
Percobaan bertujuan menentukan sifat dan
struktur karbohidrat melalui uji kualitatif dengan cara mengamati reaksinya
dengan beberapa reagen uji.
Metode
Bahan
yang digunakan dalam percobaan adalah glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%,
laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, asam sulfat pekat, pereaksi Molisch, pereaksi
Benedict, pereaksi Barfoed, fosfomalibdat, ragi, NaOH 10%, kapas, dan akuades.
Alat yang digunakan dalam percobaan
adalah penangas air, tabung fermentasi, mortar, pipet Mohr, penggaris, dan
tabung reaksi.
Uji
Molisch. Sebanyak 5 mL larutan yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch, kemudian dicampur
merata dan secara perlahan sebanyak 3 mL asam sulfat ditambahkan melalui dinding tabung. Setelah itu, reaksi
dan perubahan warna yang terjadi diamati.
Uji
Benedict. Sebanyak 5 mL pereaksi Benedict dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan 8 tetes larutan bahan yang akan diperiksa, lalu
dicampur dan dididihkan selama 5 menit. Larutan dibiarkan sampai menjadi
dingin. Setelah itu, perubahan warna dan endapan yang terbentuk diperhatikan.
Uji
Barfoed. Sebanyak 1 mL pereaksi dan 1 mL bahan percobaan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Tabung tersebut dipanaskan dalam air mendidih selama 3
menit lalu didinginkan. Kemudian sebanyak 1 mL fosfomolibdat dimasukkan, lalu
dikocok. Setelah itu, reaksi dan perubahan warna diamati.
Uji Fermentasi.
Sebanyak 20 mL larutan sampel dan 2 gram ragi roti dimasukkan ke dalam mortar,
kemudian kedua bahan tersebut digerus sampai terbentuk suspensi yang homogen. Suspensi
tersebut diisikan ke dalam tabung fermentasi sampai bagian kaki yang tertutup
terisi penuh oleh cairan. Pemeraman pada suhu 36°C
dilakukan, setiap selang 15 menit diperiksa sebanyak 3 kali pengamatan. Jika
terdapat ruang gas pada kaki tabung yang tertutup maka diukur dengan penggaris.
Pembuktian bahwa gas yang terbentuk adalah gas CO2, maka dilakukan
penambahan larutan NaOH 10% ke dalam tabung fermentasi melalui kaki yang
terbuka dan mulut tabung ditutup dengan ibu jari sambil tabung dibolak-balik
beberapa kali. Isapan pada ibu jari menunjukkan adanya gas CO2.
Hasil
Pengamatan
Berikut
ini adalah hasil pengamatan menggunakan pereaksi Molisch pada berbagai sampel.
Tabel 1 Hasil Uji Molisch
Bahan Uji
|
Hasil Pengamatan (+/-)
|
Perubahan warna larutan
|
|
Glukosa
|
+
|
|
|
Fruktosa
|
+
|
|
|
Sukrosa
|
+
|
|
|
Laktosa
|
+
|
|
|
Maltosa
|
+
|
|
|
Pati
|
+
|
|
Berikut ini adalah hasil pengamatan
menggunakan pereaksi Benedict pada berbagai sampel.
Tabel 2 Hasil Uji Bebedict
Bahan Uji
|
Hasil Pengamatan (+/-)
|
Perubahan warna larutan
|
|
Glukosa
|
+
|
|
Fruktosa
|
+
|
|
|
Sukrosa
|
-
|
|
|
Laktosa
|
+
|
|
|
Maltosa
|
+
|
|
Berikut ini adalah hasil pengamatan
menggunakan pereaksi Barfoed pada berbagai sampel.
Tabel 3 Hasil Uji Barfoed
Bahan Uji
|
Hasil Pengamatan (+/-)
|
Perubahan warna larutan
|
|
Glukosa
|
+
|
|
|
Fruktosa
|
+++
|
|
|
Sukrosa
|
+
|
|
Laktosa
|
+
|
|
|
Maltosa
|
+
|
|
Berikut ini adalah hasil pengamatan
pada uji fermentasi dari berbagai sampel.
Tabel 4 Hasil Uji Fermentasi
Bahan Uji
|
Menit ke-
|
Keadaan NaOH
|
||
15
|
30
|
45
|
||
Glukosa
|
1.4 mL
|
2.7 mL
|
3.7 mL
|
Ada
|
Fruktosa
|
2.8 mL
|
4.4 mL
|
5.5 mL
|
Ada
|
Sukrosa
|
1.1 mL
|
3.5 mL
|
5.7 mL
|
Ada
|
Maltosa
|
0.4 mL
|
2.1 mL
|
3.7 mL
|
Ada
|
Laktosa
|
1.7 mL
|
2.9 mL
|
4.0 mL
|
Ada
|
Pati
|
0 mL
|
0 mL
|
0 mL
|
Tidak ada
|
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,
seluruh bahan uji tergolong sebagai karbohidrat karena menunjukkan reaksi
positif yaitu munculnya cincin berwarna ungu pada batas kedua cairan. Pereaksi
yang digunakan dalam percobaan ini adalah pereaksi Molisch. Sampel yang diuji dicampur dengan reagent
molisch (α-naftol yang terlarut
dalam etanol). Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4
pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan berwarna ungu. Persenyawaan
berwarna yang terbentuk merupakan reaksi dengan α-naftol.
Menurut
strukturnya glukosa dan fruktosa merupakan merupakan karbohidrat monosakarida,
yaitu gula sederhana yang tidak dapat dipecah lagi menjadi molekul yang lebih
kecil dan monosakarida inilah yang menjadi unit penyusun dari oligosakarida dan
polisakarida. Sukrosa, maltosa, dan laktosa merupakan karbohidrat disakarida, yaitu
gabungan antara 2 (dua) monosakarida. Sedangkan pati
merupakan karbohidat polisakarida, yaitu senyawa karbohidrat kompleks yang
mengandung lebih dari 60.000 molekul monosakarida dan tersusun membentuk rantai
lurus ataupun bercabang (Fessenden 1982). Dengan demikian, hasil uji Molisch
yang dilakukan dalam percobaan sudah menunjukkan hasil yang semestinya. Berikut
adalah reaksi yang terjadi pada uji Molisch.
Uji Molisch tidak spesifik untuk
karbohidrat, akan tetapi hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan
tidak mengandung karbohidrat.
Uji
Benedict digunakan untuk menentukan adanya gula pereduksi dalam sampel. Menurut hasil percobaan
glukosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa merupakan gula pereduksi dengan
menunjukkan warna hijau kebiruan pada larutan. Sedangkan sukrosa menunjukkan
warna biru pada larutan, sehingga tidak tergolong sebagai gula pereduksi.
Gugus
aldehida dan alfa hidroksi keton akan bereaksi dengan pereaksi Benedict,
sehingga akan membentuk kupro oksida. Pembentukan senyawa ini dapat dilihat
pada pembentukan warna hasil reaksi. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus
alfa hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan manosa
dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi Benedict.
Sedangkan sukrosa tidak tergolong sebagai gula pereduksi (Fessenden 1982).
Menurut Hart (2003) sukrosa tidak
tergolong sebagai gula pereduksi karena sukrosa tidak dapat bermutarotasi.
Selain itu, tidak ada gugus aldehida bebas yang berpotensi, sehingga sukrosa
tidak dapat mereduksi pereaksi Benedict. Sifat ini berlawanan dengan disakarida
dan monosakarida lain yang merupakan gula pereduksi.
Setelah bahan uji dan pereaksi
Benedict dicampurkan di dalam tabung reaksi, larutan dididihkan selama 5 menit.
Hal ini bertujuan untuk mempercepat reaksi yang Cu yang berada dalam pereaksi
Benedict dengan sampel, sehingga perubahan warna larutan lebih mudah diamati.
Berikut adalah reaksi yang terjadi pada uji Benedict.
Berdasarkan
hasil pengamatan pada bahan uji glukosa, sukrosa, laktosa, dan maltosa terjadi
perubahan warna larutan menjadi biru pudar. Sedangkan pada glukosa warna
larutan menjadi biru pekat. Semestinya glukosa yang tergolong monosakarida harus
menunjukkan perubahan warna menjadi biru pekat, karena monosakarida menunjukkan
kereaktifan yang lebih besar daripada disakarida maupun polisakarida. Hal ini
bisa terjadi karena tabung reaksi yang digunakan telah terkontaminasi oleh
bahan lain sehingga hasil reaksi tidak akurat. Sedangkan sukrosa, laktosa, dan
maltosa mengalami perubahan warna menjadi biru pudar karena tergolong disakarida.
Berikut adalah rekasi yang terjadi pada uji Barfoed.
Proses
fermentasi didasari pada pemecahan karbohidrat menjadi gula yang sederhana.
Berdasarkan hasil percobaan pada bahan uji glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa,
dan laktosa terdapat ruang gas pada kaki tabung yang tertutup dengan panjang
yang bervariasi. Sedangkan pada bahan uji pati tidak terdapat ruangan gas pada
kaki tabung. Hal ini disebabkan karena berdasarkan strukturnya pati merupakan polisakarida,
sehingga pemecahan rantai karbonnya sangat rumit sebab memiliki struktur yang
sangat kompleks dibandingkan monosakarida dan polisakarida.
|
Ragi berfungsi untuk mengubah
karbohidrat menjadi etilalkohol (C2H5OH) dan
karbondioksida (CO2) pada suasana anaerob dan penambahan larutan
NaOH 10% ke dalam tabung fermentasi melalui kaki terbuka dilakukan untuk
membuktikan bahwa gas yang terbentuk adalah gas CO2. Berikut adalah
reaksi yang terjadi pada uji fermentasi.
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang
dilepaskan:118 kJ per mol)
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda,
tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Contoh
gula sederhana adalah glukosa (C6H12O6), melalui
fermentasi akan menghasilkan etanol (C2H5OH). Reaksi fermentasi ini
dilakukan oleh ragi, dan biasa digunakan pada produksi makanan.
Setiap uji yang dilakukan dalam percobaan
memiliki kegunaan tertentu dalam dunia kerja, misalnya uji Molisch digunakan
untuk melakukan uji kualitatif karbohidrat terhadap suatu bahan makanan. Uji
Benedict digunakan untuk menganalisis suatu hasil pertanian. Misalnya, uji
Benedict digunakan untuk melakukan uji kualitatif gula pereduksi terhadap
umbi-umbian. Uji Barfoed digunakan untuk menentukan jenis karbohidrat yang
terdapat pada suatu bahan makanan, sehingga bahan makanan tersebut dapat
digunakan sesuai dengan kandungan karbohidratnya. Sedangkan uji fermentasi
digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat jenis polisakarida pada suatu
bahan makanan, karena pada umumnya polisakarida susah untuk dipecah sehingga
tidak terdapat ruang gas pada kaki tabung yang tertutup.
Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan
bahwa glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati mengandung
karbohidrat. Glukosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa mengandung gula pereduksi
sedangkan sukrosa tidak mengandunng gula pereduksi. Selain itu dapat
disimpulkan bahwa, glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida. Sukrosa,
laktosa, dan maltosa merupakan disakarida, sedangkan pati merupakan
polisakarida.
Daftar Pustaka
Anwari
Irawan. 2007. Karbohidrat. Jakarta
(ID): Sports Science.
Fessenden RJ, Fessenden JS. Kimia Organik. Pudjaatmaka AH,
penerjemah.
Jakarta
(ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Organic
Chemistry.
Halomoan.
2004. Karbohidrat. Medan (ID):
USU-Press.
Hart H, Craine LE, Hart DJ. 2003. Kimia Organik. Achmadi, penerjemah. Jakarta
(ID):
Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Organic
Chemistry.
Poedjiadi A. 2006. Dasar – Dasar Biokimia. Edisi Revisi.
Jakarta: UI – Press.
Syafiq Ahmad dkk. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta
(ID):
Raja Grafindo Persada.
Winiati P. 2012. Mikrobiologi Pangan. Bogor (ID):
IPB-Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar